Bagi mahasiswa, dosen, atau peneliti pemula, istilah seperti jurnal ilmiah, prosiding, dan artikel populer sering muncul dalam tugas atau penelitian. Namun, banyak yang masih bingung: apa sebenarnya perbedaan ketiganya?
Padahal, memahami jenis publikasi ini sangat penting agar kita bisa memilih sumber referensi yang tepat, menulis karya ilmiah dengan benar, dan menghindari kesalahan dalam sitasi.
Artikel ini akan menjelaskan secara sederhana perbedaan antara jurnal ilmiah, prosiding, dan artikel populer, lengkap dengan ciri khas, contoh, dan tips penggunaannya.
1. Apa Itu Jurnal Ilmiah?
Jurnal ilmiah adalah publikasi yang memuat hasil penelitian atau kajian ilmiah yang ditulis oleh para ahli di bidangnya. Biasanya diterbitkan secara berkala oleh lembaga pendidikan, asosiasi ilmiah, atau penerbit jurnal.
Setiap artikel yang masuk ke jurnal ilmiah harus melalui proses peer review, yaitu penilaian oleh sesama pakar sebelum diterbitkan. Tujuannya agar isi tulisan valid, orisinal, dan memiliki kontribusi nyata terhadap ilmu pengetahuan.
Ciri khas jurnal ilmiah:
- Menggunakan struktur IMRAD (Introduction, Method, Result, and Discussion).
- Mengandung sitasi dan daftar pustaka formal.
- Diterbitkan secara periodik (misalnya 2–4 kali setahun).
- Dapat ditemukan di basis data seperti Sinta, Scopus, DOAJ, atau Google Scholar.
Contoh:
- Science Publication: Journal of Public Health and Nutrition
- Nusantara Sehat: Jurnal Kesehatan Indonesia
- Jurnal Pendidikan IPA Indonesia (Indonesian Journal of Science Education) (Sinta 1)
Jurnal ilmiah cocok digunakan sebagai referensi utama dalam skripsi, tesis, atau penelitian karena kredibilitas dan validitasnya tinggi.
2. Apa Itu Prosiding?
Prosiding adalah kumpulan makalah ilmiah yang dipresentasikan dalam seminar, konferensi, atau simposium ilmiah. Biasanya diterbitkan oleh panitia acara atau lembaga penyelenggara konferensi.
Isi prosiding umumnya berupa hasil penelitian yang masih bersifat awal atau sedang dikembangkan. Meski tidak seketat jurnal dalam proses review-nya, prosiding tetap termasuk kategori publikasi ilmiah.
Ciri khas prosiding:
- Merupakan hasil dari konferensi ilmiah tertentu.
- Proses review dilakukan oleh komite ilmiah acara, bukan peer reviewer independen.
- Gaya penulisan lebih singkat dan padat dibanding jurnal.
- Seringkali mencakup tema spesifik sesuai topik konferensi.
- Dapat memiliki ISBN (buku prosiding) atau ISSN (jika berbentuk serial).
Contoh:
Prosiding sangat berguna untuk mengetahui tren penelitian terbaru dan membangun jaringan akademik, tetapi biasanya belum dianggap setara dengan jurnal ilmiah dalam penilaian akademik.
3. Apa Itu Artikel Populer?
Berbeda dari dua jenis publikasi sebelumnya, artikel populer ditulis untuk pembaca umum dan bertujuan menyebarkan ilmu pengetahuan dengan bahasa yang mudah dipahami.
Biasanya diterbitkan di media massa, blog ilmiah, atau portal edukasi, dan tidak melalui proses peer review.
Ciri khas artikel populer:
- Menggunakan bahasa ringan dan komunikatif.
- Tidak mengikuti struktur IMRAD.
- Tidak memuat data mentah atau analisis statistik kompleks.
- Tidak selalu mencantumkan daftar pustaka formal.
- Bertujuan untuk menginformasikan, mengedukasi, atau menginspirasi.
Contoh:
- Artikel di Kompas Sains, The Conversation Indonesia, atau National Geographic.
- Tulisan di blog dosen yang menjelaskan hasil riset dalam bahasa populer.
Artikel populer cocok digunakan untuk menyebarkan pengetahuan ilmiah kepada masyarakat luas, tapi tidak boleh dijadikan rujukan akademik untuk karya ilmiah formal.
4. Perbandingan Singkat
| Aspek | Jurnal Ilmiah | Prosiding | Artikel Populer |
|---|---|---|---|
| Tujuan | Publikasi riset formal | Dokumentasi konferensi | Edukasi umum |
| Proses review | Peer review ketat | Review oleh panitia | Tidak ada review ilmiah |
| Bahasa | Akademik & formal | Akademik, lebih ringkas | Umum & ringan |
| Struktur | IMRAD | Bervariasi | Bebas |
| Sitasi | Wajib & formal | Wajib | Kadang tidak ada |
| Publikasi oleh | Lembaga ilmiah/jurnal | Konferensi/seminar | Media umum/blog |
| Status ilmiah | Sangat tinggi | Menengah | Tidak formal |
5. Kapan Menggunakan Masing-Masing?
- Untuk penelitian atau tugas akademik:
Gunakan jurnal ilmiah sebagai sumber utama karena isinya telah diverifikasi. - Untuk mendapatkan ide atau melihat tren riset:
Prosiding bisa jadi referensi awal untuk memahami perkembangan topik tertentu. - Untuk menyebarkan ilmu ke masyarakat:
Artikel populer adalah media terbaik untuk menjelaskan hasil penelitian dengan bahasa ringan.
6. Kesalahan Umum yang Harus Dihindari
- Mengutip artikel populer sebagai sumber ilmiah.
Artikel populer tidak melalui peer review, sehingga tidak dapat dijadikan referensi formal. - Mengira prosiding sama dengan jurnal ilmiah.
Prosiding memang ilmiah, tapi tidak seketat jurnal dari segi penilaian dan sitasi. - Tidak memeriksa kredibilitas sumber.
Banyak jurnal atau prosiding predatory (tidak resmi) yang bisa menurunkan reputasi akademik.
7. Tips Memeriksa Jenis Publikasi
Sebelum mengutip atau mengirimkan tulisan ke sebuah publikasi, lakukan langkah berikut:
- Periksa ISSN atau ISBN:
ISSN untuk jurnal dan prosiding serial, ISBN untuk buku prosiding. - Cek sistem review:
Jurnal ilmiah pasti menyebutkan bahwa artikel melewati proses peer review. - Lihat indeksasi:
Jurnal bereputasi biasanya terindeks di Sinta, Scopus, DOAJ, atau WoS. - Perhatikan penerbitnya:
Apakah diterbitkan oleh lembaga resmi (universitas, asosiasi profesi, atau penerbit jurnal resmi) atau tidak. - Gunakan Google Scholar:
Coba cari nama jurnalnya. Jika muncul dengan banyak sitasi, besar kemungkinan itu jurnal valid.
8. Kesimpulan
Perbedaan antara jurnal ilmiah, prosiding, dan artikel populer terletak pada tujuan, proses review, dan tingkat keilmiahannya.
- Jurnal ilmiah: hasil riset formal, melewati peer review, dan kredibel untuk referensi akademik.
- Prosiding: laporan hasil seminar atau konferensi, bersifat ilmiah tapi lebih sederhana.
- Artikel populer: tulisan ilmiah ringan untuk masyarakat umum tanpa proses review akademik.
Dengan memahami perbedaan ini, kamu bisa lebih selektif dalam mencari sumber referensi, menulis karya ilmiah, atau mempublikasikan hasil penelitian.
Intinya, gunakan jenis publikasi sesuai kebutuhan — karena setiap bentuk tulisan punya peran penting dalam menyebarkan ilmu pengetahuan.
Pertanyaan yang Relevan
1. Apakah artikel blog bisa dikutip untuk jurnal ilmiah?
Tidak disarankan. Artikel blog tidak memiliki proses peer review, jadi tidak dianggap sumber ilmiah formal.
2. Apakah prosiding termasuk jurnal ilmiah?
Tidak. Prosiding adalah publikasi hasil konferensi, sementara jurnal ilmiah diterbitkan secara periodik oleh lembaga penerbit khusus.
3. Bagaimana cara tahu jurnal itu predatory?
Cek apakah jurnalnya memungut biaya tinggi tanpa review, tidak terindeks di indeks bereputasi, dan memiliki situs web yang tidak profesional.